TEMPO.CO, Jakarta - Pengemudi ojek online yang terhimpun dalam Gabungan Transportasi Roda Dua Indonesia (Garda) mengusulkan tarif ojek online kepada Kementerian Perhubungan. Presidium Nasional Garda Indonesia, Igun Wicaksono menuturkan pihaknya sudah bertemu dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan menyampaikan permintaannya terkait biaya jasa ojek online pada Selasa, 19 Maret 2019.
BACA: Go-Jek Tambah Tombol Darurat di Aplikasi
Menurut Igun, para pengemudi mengusulkan biaya jasa tarif dasar minimum ojek online Rp. 2400/Km bersih tanpa potongan apapun dan flagfall maksimal 4 Km pertama Rp 12.000. Selanjutnya, kata Igun, pihaknya akan berkonsolidasi secara nasional membahas tawaran biaya jasa terakhir dari Kemenhub.
"Jika tidak menerima, atas aspirasi berbagai aliansi dan komunitas ojek online di seluruh Indonesia kemungkinan akan turun aksi massa, namun ini adalah opsi paling terakhir. Kami berharap tidak ada opsi sampai turun aksi massa, agar semua aspirasi dapat terakomodir," tuturnya.
Pada Senin, 18 Maret 2019, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan bahwa saat ini Direktorat Jenderal Perhubungan Darat saat ini masih merembuk penentuan tarif bersama mitra ojek online dan aplikator. Pihak pemerintah mengambil jalan tengah dengan mengajukan angka di kisaran Rp 2.400 per kilometer. Sedangkan angka yang diajukan pengemudi sebelumnya adalah Rp 3.000 per kilometer.
Pihak pengemudi, Budi melanjutkan, mengusulkan penetapan batas bawah tarif Rp 2.400 per km tanpa potongan (neto). Meski tak sama persis, kedua aplikator justru meminta tarif masih berkisar Rp 1.600 per km. "Soal Rp 2.400, aplikator menganggap cukup besar. Orientasi mereka kan untuk kelangsungan bisnis," kata dia.
Ditemui di lokasi berbeda, Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita enggan menyebutkan kisaran tarif yang akan diajukan perusahaannya. Dia hanya mengatakan peraturan pemerintah soal ojek online diharapkan bisa mendukung keberlangsungan usaha.
"Apapun yang menjadi peraturan atau keputusan pemerintah itu, kami berharap bisa terus mendukung keberlangsungan usaha dan memastikan manfaat yang dirasakan selama ini, baik oleh mitra dan konsumen," kata Nila di Hong Kong Cafe, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2019.
Nila mengatakan, Gojek saat ini terus mendengarkan aspirasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, mitra pengemudi ojek online dan konsumen.
BISNIS I FRANCISCA CHRISTY I HENDARTYO HANGGI